Paus Fransiskus bersama peserta kursus liturgi. (Foto: VATICAN MEDIA)
Jan 25 2023
Perayaan keagamaan harus memupuk “partisipasi yang bermanfaat dari umat Allah” dan bukan hanya para klerus, kata Paus Fransiskus.
Berbicara kepada para ketua komisi liturgi keuskupan pada 20 Januari, paus mengatakan di luar “pengetahuan mendalam” tentang perayaan keagamaan, para pakar liturgi harus memiliki kesadaran pastoral yang kuat untuk meningkatkan kehidupan liturgi komunitas.
Pendekatan pastoral terhadap liturgi memungkinkan perayaan keagamaan itu “membawa umat kepada Kristus dan Kristus kepada umat”, yang menurut paus adalah “tujuan utama” liturgi dan prinsip penting dari Konsili Vatikan II.
“Jika kita mengabaikan ini, kita akan memiliki ritual yang indah, tetapi tanpa semangat, tanpa rasa, tanpa akal, karena tidak menyentuh hati dan keberadaan umat Allah,” kata Paus Fransiskus.
Para ketua komisi liturgi keuskupan berada di Roma untuk berpartisipasi dalam kursus pembinaan tentang liturgi, “Liturgi yang Hidup Sepenuhnya”, di Institut Liturgi Kepausan.
Paus mendorong mereka menghabiskan waktu di paroki, mengamati perayaan liturgi dan membantu para imam merenungkan bagaimana mereka mempersiapkan liturgi dengan umat mereka.
Jika para dosen liturgi berada “di tengah-tengah umat, mereka akan segera mengerti dan tahu bagaimana mendampingi saudara-saudaranya, bagaimana menyarankan apa yang cocok dan layak untuk komunitas, dan apa langkah-langkah yang diperlukan untuk menemukan kembali keindahan liturgi dan merayakan bersama-sama,” katanya.
Tugas para ketua komisi liturgi keuskupan, kata Paus Fransiskus, adalah menawarkan paroki liturgi “yang dapat ditiru, dengan adaptasi yang dapat dilakukan komunitas untuk tumbuh dalam kehidupan liturgi.”
Seorang pemimpin liturgi peduli dengan liturgi paroki hanya ketika uskup datang berkunjung dan kemudian membiarkan liturgi kembali seperti semula setelah uskupnya pergi, kata paus.
“Untuk pergi ke paroki dan tidak mengatakan apa-apa ketika menghadapi liturgi yang agak ceroboh, terbengkalai, tidak dipersiapkan dengan baik berarti tidak membantu umat, tidak mendampingi mereka,” tambahnya.
Mengacu pada surat apostoliknya “Desiderio Desideravi” yang diterbitkan pada Juni 2022, paus menjelaskan cara terbaik mengembangkan kepedulian yang tepat terhadap liturgi adalah dengan membiarkan diri dibentuk melalui perayaannya yang sering.
Paus Fransiskus juga mendorong pendirian sekolah pembinaan liturgi di paroki-paroki.
Sebagai nasihat terakhir, paus mendorong para ketua liturgi untuk “menjaga keheningan,” terutama sebelum Misa, membantu umat berkonsentrasi pada apa yang akan terjadi.
“Seringkali sakristi berisik sebelum dan sesudah perayaan, tetapi keheningan membuka dan mempersiapkan seseorang untuk misteri,” kata Paus Fransiskus. “Kita harus menemukan kembali dan menghargai keheningan.” – UCA News Indonesia