Umat-umat di sini berarak sambil mengangkat statue Bonda Maria dari Fatima sempena perayaan Bonda Maria dikandung Tanpa Noda di Gunung Rosari, Toboh Baru baru-baru ini
Oleh Clarence Dol
Jan 9 2024
RANAU – Cuaca hujan gerimis dan sejuk tidak menghalang ratusan umat dari pelbagai Paroki hadir merayakan perayaan Bonda Maria dikandung Tanpa Noda yang diadakan di Gunung Rosari, Kg Toboh Baru Ranau awal Disember lalu.
Perayaan tersebut dipimpin oleh Msgr Nicholas Stephen (Msgr Nik) bersama Paderi Paroki Ranau, Fr Ambrose M Atang dan Fr Ned Columba Moujing.
Sambutan perayaan tersebut tahun ini meneruskan tradisi yang diamalkan sejak pertama kali diadakan, iaitu perarakan umat sejauh 2.6 kilometer bersama ’Statue’ Bonda Maria dari Fatima.
Perarakan dimulakan pada tepat jam 3.00 petang bermula dari Chapel St John of the Cross Tambiau menuju ke Gunung Rosari Toboh Baru, sebelum Misa Kudus yang diadakan di bukit tersebut pada tepat jam 5.00 petang.
Berkenaan perayaan tersebut, istilah Dikandung Tanpa Noda atau Konsepsi Imakulata (Bahasa Latin: Immaculata Conceptio) adalah keyakinan bahwa Bonda Maria dibebaskan dari dosa asal sejak ia dikandung atau (dengan kata lain) sejak konsepsinya.
Keyakinan ini merupakan salah satu dari empat dogma Maria dalam Gereja Katolik.
Setelah diperdebatkan selama berabad-abad oleh para teolog Abad Pertengahan, doktrin tersebut akhirnya ditetapkan secara resmi sebagai dogma Gereja melalui bula Ineffabilis Deus yang dikeluarkan oleh Paus Pius IX pada tahun 1854.
Sebagai perantara dogma ini, melalui hasil Konsili Trento (1545–1563), Gereja mengakui bahwa Maria dibebaskan dan dijauhkan dari dosa-dosa pribadi.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa berkat karunia penebusan Yesus Kristus kepada Bonda Maria dan kerana rahmat Tuhan yang istimewa, maka sejak ia dibentuk di dalam rahim ibunya, Maria telah dibebaskan dari noda (macula) dosa asal Adam.
“Bahawa perawan tersuci Maria, sejak saat pertama perkandungannya, oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Tuhan yang mahakuasa serta kerana pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal.”- Ineffabilis Deus DS 2803, yang dikutip oleh Katekismus Gereja Katolik No. 491.
Gereja mendasarkan ajarannya pada kenyataan yang disebutkan dalam Lukas 1:28, iaitu bahwa Malaikat Agung Gabriel, yang membawa khabar kelahiran Yesus, menyapa Maria sebagai “penuh rahmat”.
Gereja percaya bahwa untuk mempersiapkan Maria sebagai “Bait Tuhan yang mempersembahkan Kristus pada dunia”, maka sangat masuk akal bagi Maria untuk “disucikan” dengan rahmat Tuhan.
Rahmat tersebut juga tidak terlepas dari karunia penebusan Yesus yang berlaku surut kepada bundaNya, terutama kerana Maria menerima dan menaati kehendak Tuhan untuk menyerahkan dirinya menjadi bahagian dari karya penebusan Tuhan bagi manusia.