Dear Archbishops, Bishops, Sisters, Fathers, Friends in the Lord Jesus Christ,
Ke hadapan Uskup Agung, Para Bapa Uskup, Religius Sister, Para Paderi, Saudara dan Saudari yang terkasih dalam Kristus.
On behalf of our host Penang diocese, and particularly on behalf of the National Synod Team that has been working together for this assembly, I wish you all a very good morning and a warm welcome to each and every one.
Saya mewakili tuan rumah yang bertempat di Keuskupan Pulau Pinang dan turut mewakili Penganjur Utama Perhimpunan Malaysia Pra Sinode yang telah berkerja keras dalam penganjuran ini ingin mengucapkan selamat pagi dan mengalu-alukan kedatangan setiap wakil yang hadir pada hari ini.
I wish to welcome specially a brother, Mr Tan Kong Beng, the Executive Secretary of the Christian Federation of Malaysia (CFM). The Synod journey asks us to engage and grow in communion with the Christian churches and all peoples.
Selamat datang juga terutamanya, En. Tan Kong Beng, yang merupakan Executive Secretary bagi Christian Federation of Malaysia (CFM). Perjalanan Sinode ini mengajak kita semua untuk bersatu dan bertumbuh di dalam persekutuan bersama semua Gereja dan umatnya tidak kira denominasi.
We are here at the first-ever Malaysia pre-Synod assembly or consultation thanks to the efforts of the synod teams and contact persons from the various dioceses, parishes, communities and kampungs. We are grateful and indebted to you the many unknown faces and names. Overcoming the challenges of the pandemic to compile the diocese report is the first miracle of the synod.
Hari ini merupakan hari bersejarah kerana kita berkumpul untuk penganjuran pertama kali seumpamanya bagi Perhimpunan atau Konsultasi Malaysia Pra Sinode – terima kasih atas usaha pihak penganjur dan semua wakli dari setiap diosis, paroki, komuniti dan juga kampung. Kita bersyukur dan terhutang budi kepada semua yang secara langsung atau tidak langsung menjayakan perhimpunan ini. Usaha semua pihak dalam menjayakan perhimpunan pra sinode di semua peringkat merupakan suatu mukjizat terhadap perjalanan sinode ini.
Since our bishops launched the synod journey in the respective dioceses of Malaysia on or around 17 October 2021, various methodologies were used to animate and listen to the voices of the people of God – surveys, google forms, online chats, group meetings, personal interviews, assemblies, etc.
Sejak Pra Sinode ini dilancarkan oleh para uskup di semua keuskupan di Malaysia sekitar 17 Oktober 2021, pelbagai kaedah telah digunakan untuk agar suara semua lapisan umat dapat didengar seperti mengunakan kaedah tinjauan, borang digital google, perbincangan dalam talian, mesyuarat, wawancara peribadi, perhimpunan, dan sebagainya.
Though in percentage the respondents may still be relatively small, in numbers the voices represent tens of thousands of people across a wide cross-section coming from Sabah, Sarawak & Semenanjung, from the:
- geographical frontiers – urban cities to rural interiors without adequate infrastructure or internet access
- existential peripheries – young people, women, children, orang asli, differently abled, LGBT, rural poor, and others
- language & cultural groups – with different ways of perceiving the world and church, and in expressing their needs
- Diverse ministries and vocation (single, married, clergy, religious) to hear the voice of God
Walaupun peratusan responden mungkin kelihatan kecil, secara kualitatif, puluhan ribu jumlah pungutan suara merentasi seluruh negara – Sabah, Sarawak dan Semenanjung, adalah datang dari;
- Sempadan geografi – bandar hingga pedalaman tanpa infrastruktur atau capaian internet yang luas
- Golongan yang dipinggirkan – belia, wanita, kanak-kanak, orang asli, orang kurang upaya, LGBT, miskin luar bandar dan lain-lain
- Kumpulan bahasa & budaya berlainan – mereka yang mempunyai cara yang berbeza untuk melihat dunia dan gereja serta menyatakan keperluan mereka
The motivations encountered varied from enthusiasm and surprise – that they are being asked to share their opinion by mother church, to ignorance of the synodal process, indifference – if the exercise will make any difference, and resistances.
Pelbagai pengalaman yang berbeza diperolehi semasa pra sinode dijalankan – responden diminta untuk berkongsi pendapat mereka mengenai gereja, ketidakbekesanan proses sinode, sikap tidak peduli – adakah pendapat saya akan memberi sebarang perubahan di dalam gereja, dan tentangan
We can embrace these findings of the dioceses & national synod reports as a photograph of where we are today as people of God in Malaysia. “The joys and hopes, the griefs and anxieties of the people of God are captured here” – we do not need to touch-up this reality.
Kita boleh satukan kesemua respon dari pelbagai diosis dan disatukan di dalam laporan sinode sebagai gambaran dimana kita pada hari ini sebagai umat Allah di Malaysia. “Kegembiraan dan harapan, kesedihan dan kebimbangan umat Allah tercatat disini” – kita tidak perlu memperhalusi realiti ini.
What is the orientation we will take today?
Apakah tindakan yang kita akan lakukan pada hari ini?
- The diocese contact person will present the summary of the highlights of the synod journey and findings in their respective dioceses.
- Wakil dari setiap diosis akan memberikan laporan ringkasan bagi perjalanan sinode dan dapatan mereka.
- After lunch, we will hear a summary of the draft national report by the drafting team.
- Selepas makan tengahari, kita akan mendengar pula laporan ringkasan bagi Malaysia Pra Sinode yang akan dibentangkan oleh tim pra sinode.
- Today will be primarily a day of listening and discerning the voice and movement of the Holy Spirit in the life and mission of the Malaysian Church.
- Hari ini merupakan hari kemuncak untuk kita semua mendengar dan memohon kebijaksanaan dan bantuan kuasa roh kudus untuk membantu kita dalam perjalanan misi Gereja di Malaysia.
- We will do this through the spiritual conversation method in small breakout groups, after all the presentations are done. We will close the spiritual conversation back in the large hall.
- Kita akan melalui proses “spiritual conversation” dan dibahagikan kepada kumpulan kecil dan seterusnya setiap kumpulan akan membentangkan hasil diakhir sesi ini. Kita akan mengakhiri sesi “spiritual conversation” di dewan ini.
- The days’ journey will be offered and celebrated in the Eucharist; followed by a fellowship meal. It is also a day of thanksgiving and celebration.
- Perjalanan kita pada hari ini akan dipersembahkan pada perayaan ekaristi dan diikuti dengan makan malam bersama. Hari ini turut merupakan hari kesyukuran bagi kita semua.
Your sharing and reflections will be picked up by the drafting team later and integrated into the draft national report. The report will be tabled and finalized at the meeting of the Catholic Bishops Conference of Malaysia-Singapore-Brunei (CBCMSB) on the 8th – 12th August 2022.
Semua perkongsian dan renungan anda akan dikumpulkan oleh tim pra sinode dan akan disatukan kedalam laporan akhir Malaysia Pra Sinode. Laporan ini akan dibentangkan dan diputuskan oleh Catholic Bishops Conference of Malaysia-Singapore-Brunei (CBCMSB) pada 8th – 12th Ogos 2022.
It will then be submitted, together with the reports from Singapore & Brunei, to the Synod Secretariat in Rome as well as the Federation of Asian Bishops Conferences (FABC). The FABC will meet in October 2022 for a continental level discussion based on the synod reports from about 25 countries. It coincides with the 50th Anniversary celebration of FABC. The Asian bishops’ reflections and report will then be submitted to the Synod Secretariat in Rome. These country report and continental reports, from around the world, will become the basis of the Instrumentum Laboris or working document when the Holy Father gathers the Synod of Bishops in Rome, in October 2023.
Seterusnya, laporan ini akan dipersembahkan bersama dengan laporan dari Singapura dan Brunei kepada Sekretariat Sinode di Roma dan juga kepada Federation of Asian Bishops Conferences (FABC). FABC akan berhimpun pada Oktober 2022 bagi perbincangan peringkat benua (continental) dan perbincangan ini adalah berdasarkan laporan sinode dari 25 negara. Secara kebetulan perhimpunan ini turut dijalankan bersama perayaan 50 tahun FABC. Laporan dari Uskup-Uskup dari Asia ini akan diserahkan kepada Sekretariat Sinode di Roma. Laporan dari semua negara, benua dan dari serata dunia akan menjadi asas kepada Instrumentum Laboris atau kertas kerja apabila Bapa Suci berkumpul bersama Uskup untuk sinode di Roma pada Oktober 2023.
The recent text on the Spirituality of Synodality says that synodality is a spiritual practice or a way of life that needs to be learned. We can only learn by walking together. The journey of synodality is gently lowering some walls, or at least making some holes in them, and helping us to be more listening and vulnerable seperti resmi padi, makin berisi, makin tunduk – which is the opposite of powerful.
Dalam teks terbaru Spirituality of Synodality menyatakan bahawa sinodaliti merupakan alaman rohani atau jalan hidup yang harus diamalkan. Kita hanya boleh boleh belajar jika kita berjalan bersama. Perjalanan sinodaliti mengajar kita untuk merendah diri dan memberi ruang kepada kita untuk mendengar dan menjadi lebih kecil seperti resmi padi, makin berisi, makin tunduk – ini bertentangan dengan kehendak dunia pada masa kini.
We are invited to inhabit this space of vulnerability – that is to know the truth of our lives and the life of the church today, to be listening to the cries of our brothers, sisters and creation, and the promptings of the Spirit. We are invited to learn-grow-trust and go beyond. Faith without such a vulnerability can become rigid and extremism. The invitation to vulnerability echoes the song of the servant-king in Philippians 2: 6-11 and Mary’s Magnificat in Luke 1: 46-55.
Kita dijemput untuk mendiami ruang yang terdedah – ruang yang mudah ditembusi – dengan mengetahui kebenaran bahawa kehidupan kita dan gereja pada masa ini memerlukan telinga untuk mendengar suara tangisan saudara, saudari dan ciptaanNya melalui dorongan Roh Kudus. Kita semua dijemput untuk ‘belajar-bertumbuh-percaya’ dan keluar dari ruang keselesaan kita. Jika iman kita sukar untuk ditembusi, iman kita hanya akan menjadi kaku dan mungkin akan bertindak di luar batas. Keseluruhan perjalanan sinode ini dapat disimpulkan dalam seruan ‘Nasihat supaya bersatu dan merendah diri seperti Kristus’ pada Filipi 2:6-11 dan ‘Nanyian pujian Maria’ pada Lukas 1: 46-55.
We journey together,
Berjalan bersama,
Charles Bertille
Executive Secretary, CBCMSB