Rumah Uskup Agung Ernakulam-Angamaly di Kochi, ibu kota komersial negara bagian Kerala di India selatan. (Foto: UCA News)
By UCA News
Jan 12 2023
Gereja Ritus Siro-Malabar Timur di India selatan telah memulai proses dialog untuk menyelesaikan perselisihan liturgi yang telah berlangsung puluhan tahun yang menyebabkan perpecahan dan konflik di antara hierarkinya dengan para imam dan umat awam.
Delegasi uskup beranggotakan lima orang yang dipimpin oleh Uskup Agung Tellicherry, Mgr. Joseph Pamplany mengadakan diskusi tertutup yang berkepanjangan dengan perwakilan para imam dan umat awam Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly, yang telah berselisih tentang cara merayakan Misa di negara bagian Kerala, pada 10 Januari.
Mayoritas imam dan umat awam di keuskupan agung, yang merupakan pusat kekuasaan Uskup Agung Kardinal George Alencherry, ingin melanjutkan cara tradisional di mana imam merayakan Misa menghadap umat. Mereka menolak untuk menerima bentuk yang disetujui sinode, di mana imam harus menghadap altar selama liturgi Ekaristi.
“Pembicaraan awal berhasil kecuali beberapa masalah yang diperdebatkan,” kata seorang sumber Gereja, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada UCA News.
Isu-isu kontroversial yang dia sebutkan termasuk tuntutan untuk mencopot Administrator Apostolik Uskup Agung Andrews Thazhath, dan pengangkatan kembali Uskup Agung Antony Kariyil.
Sinode para uskup saat ini sedang mengadakan sesinya dan telah menugaskan delegasi para uskup untuk menyelesaikan perselisihan yang menghebohkan Gereja Katolik di India.
Keputusan sinode pada Agustus 2021 untuk memberlakukan cara Misa yang seragam di 35 keuskupan yang memicu perpecahan dan konflik.
Sinode telah mengambil keputusan serupa tahun 1999, tetapi harus ditangguhkan karena tentangan keras dari para uskup, imam dan umat awam dari beberapa keuskupan.
Kali ini, hanya Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly yang terus menentang keputusannya yang menyebabkan perselisihan publik dalam bentuk protes di jalan dan bentrokan.
Vatikan harus turun tangan dan menunjuk Uskup Agung Thazhath sebagai administrator menggantikan Uskup Agung Kariyil, yang gagal menerapkan cara Misa yang seragam, pada 30 Juli tahun lalu.
Penunjukan Uskup Agung Thazhath semakin memperburuk situasi setelah dia secara sepihak memerintahkan para imam untuk mengadopsi cara yang disetujui sinode.
Para imam dan kaum awam memboikot administrator dan bahkan memblokir aksesnya ke rumah uskup agung dan lembaga-lembaga Gereja lainnya, memaksanya untuk mencari perlindungan polisi dengan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Kerala.
Bentrokan di antara pendukung administrator dan umat paroki pada Desember lalu menyebabkan Katedral St. Maria keuskupan agung itu tetap ditutup.
Delegasi uskup beranggotakan lima orang membahas masalah ini dengan lima imam dan lima orang awam yang mewakili keuskupan agung.
“Para delegasi – para imam dan kaum awam – menolak berinteraksi apa pun dengan administrator apostolik dan telah meminta sinode menariknya,” kata sebuah sumber Gereja.
Para uskup mempertimbangkan permintaan mereka, tetapi pihaknya ingin mereka mengizinkan para uskup dan imam yang berkunjung ke keuskupan lain untuk merayakan Misa dengan cara yang disetujui sinode.
“Tidak ada konsesus seperti itu yang diizinkan karena di keuskupan lain tidak ada praktik seperti itu. Para tamu mengikuti tradisi lokal mereka dalam liturgi,” kata sumber Gereja itu.
Para imam dan umat awam juga menentang usulan para uskup agar Kardinal Alencherry mempersembahkan Misa seragam lima kali setahun.
Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly adalah keuskupan terbesar kedua di India dengan lebih dari setengah juta umat Katolik, yang merupakan sekitar 10 persen dari anggota Gereja Siro-Malabar. – UCA News Indonesia