Gereja Baptis yang hancur di Desa Lay Wah, Negara Bagian Karen, Myanmar. (Foto: Kelompok Hak Asasi Manusia Karen)
Jan 17 2023
Lima orang, termasuk seorang katekis Katolik dan seorang pendeta Baptis, tewas dalam serangan udara oleh junta militer Myanmar yang juga menghancurkan dua gereja di Negara Bagian Karen tenggara, menurut sumber Gereja dan kelompok bantuan.
Seorang ibu dan putrinya yang berusia dua tahun termasuk di antara mereka yang tewas ketika jet tempur menembaki Desa Lay Wah, di Kotapraja Hpapun, Negara Bagian Karen pada 12 Januari.
Saw Re Di, katekis berusia 45 tahun tewas dan istrinya luka-luka sementara seorang pendeta Baptis – yang kemudian diidentifikasi sebagai Saw Cha Aye – juga tewas ketika gereja masing-masing dihantam dan dihancurkan, menurut seorang pejabat Gereja, yang tidak ingin diidentifikasi.
Dia mengatakan rumah katekis itu berada di sebelah gereja yang hancur akibat pengeboman.
Setidaknya ada 40 KK di Desa Lay Wah di mana umat Katolik, Baptis, dan Buddha hidup berdampingan, tambah pejabat itu.
Desa itu adalah bagian dari Keuskupan Hpa yang meliputi Karen dan sebagian Negara Bagian Mon.
“Kami berkabung dengan anggota keluarga katekis yang meninggal yang mengorbankan hidupnya untuk Gereja dan berterima kasih atas dedikasi dan pengorbanannya,” kata keuskupan dalam pernyataan pada 14 Januari.
The Free Burma Rangers, sebuah layanan bantuan kemanusiaan multi-etnis Kristen yang meliputi wilayah tersebut, mengatakan para relawan mereka menyaksikan pengeboman di Lay Wah dari kejauhan.
Para relawan itu kemudian memasuki desa itu setelah gelap.
“Hal pertama yang kami lihat di ujung desa adalah seekor kerbau dengan setengah kaki depan robek dan kami melihat rumah-rumah yang rusak akibat pecahan peluru dan atap yang terlempar,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Kedua gereja itu telah dihancurkan dan sejumlah penduduk desa mengalami luka-luka. Pengeboman itu mendorong banyak orang dari desa terdekat mengungsi ke daerah aman, kata kelompok itu.
Serangan itu adalah yang terbaru dari serangkaian yang menargetkan gereja, biara, institusi, dan klinik di wilayah mayoritas Kristen di sejumlah negara bagian – Kachin, Kayah, Karen, dan Chin.
Pada 9 November tahun lalu, sebuah gereja dan sekolah di sebuah desa di Negara Bagian Karen juga dihancurkan dalam serangan udara oleh rezim militer, lapor Persatuan Nasional Karen.
Tidak ada warga sipil yang menjadi korban dalam serangan itu.
Sementara itu, serangan pembakaran tentara terus berlanjut di desa-desa termasuk yang bersejarah Katolik di wilayah Sagaing yang diperangi.
Lebih dari 100 situs keagamaan atau keramat di seluruh negeri telah dihancurkan atau dirusak sejak kudeta Februari 2021, lapor kelompok HAM.
Paus Fransiskus dan para uskup Myanmar telah berulang kali menyerukan agar kehidupan dan martabat manusia dihormati dan menuntut diakhirinya serangan terhadap tempat ibadah, sekolah, dan rumah sakit. – UCA News Indonesia